SELAMAT DATANG DI BERITAHUYANGLAIN.BLOGSPOT.COM, TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA.

Kisah Tragis Tuan Tanah, Orang Rimba

 

Diperkirakan kehidupan orang rimba dipulau Sumatera dimulai 4000 tahun sebelum Masehi, bersamaan dengan kedatangan kelompok manusia dari benua Asia, yakni dari Yunan, Cina. Mereka dikenal sebagai melayu tua atau proto melayu dengan pola kehidupan sangat sederhana, dan menurut para ahli, ras inilah yang menurunkan orang rimba.

Gelombang kedua kedatangan nenek moyang orang Melayu terjadi sekitar tahun 2500 sebelum masehi. Mereka diperkirakan datang dari daerah Dongson di sebelah utara Vietnam. Dimungkinkan mereka membawa teknologi dan keterampilan yang lebih canggih dibandingkan kelompok yang datang dari daerah Yunan. Di pulau Sumatera kedua kelompok bertemu dan bercampur melahirkan ras Deutro-Melayu. Menurut perkiraan sebagian ahli yang lain, ras Deutro-Melayu yang melahirkan Orang Melayu dan Orang Rimba.

Mitos riwayat asal muasal Orang Rimba memiliki beberapa versi yang berbeda. Namun demikian hampir seluruh versi itu sama-sama mengklaim bahwa pada awalnya Orang Rimba dan orang Melayu merupakan satu kelompok yang sama. Salah satu versi menyebutkan bahwa pada abad ke 11, di Jambi telah berdiri kerajaan maritim Sriwijaya yang menguasai sebagian selat Malaka dan memiliki hubungan internasional. Pada tahun 1025, kerajaan Chola dari India Selatan menaklukan Sriwijaya dan menguasainya.

Pada saat itu, sebagian penduduk Sriwijaya yang tidak mau dikuasai orang asing berpindah ke hutan dan seterusnya hidup di hutan. Mereka ini disebut Orang Kubu, yang salah satu variasinya adalah Orang Rimba. Istilah kubu dimungkinkan bermakna benteng, yang bisa diartikan sebagai membangun benteng dengan mendirikan komunitas baru di daerah terpencil dan jauh di pedalaman hutan.

Jadi bisa dikatakan orang rimba Sumatera adalah sang empunya tanah disepanjang pulau di barat Indonesia itu, namun apa yang terjadi dengan tuan tanah sumatera saat ini??? Hal itu dikarenakan oleh kondisi daerah tempat tinggal mereka yang sudah tidak memungkinkan lagi.

Jika mereka memilih untuk bertahan, kelangsungan hidup mereka terus terancam oleh keserahakan pengusaha dan penguasa didaerah itu, tidak jarang dari keluarga mereka yang mati akibat kelaparan. Diceritakannya, ditempat tinggal mereka di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) tempat komunitas Suku Anak Dalam menetap, sudah banyak dari mereka yang meninggal dunia karena kelaparan. Hutan yang biasanya menjadi tempat mencari makan suku primitif itu sudah habis dan kini dikuasai perusahaan perkebunan kelapa sawit. Ironisnya lagi, keberadaan perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut bukan membantu mereka, melainkan menyengsarakan kelangsungan hidup mereka.
lanjut : 1 2 3
Kisah Tragis Tuan Tanah, Orang Rimba 4.5 5 Unknown Diperkirakan kehidupan orang rimba dipulau Sumatera dimulai 4000 tahun sebelum Masehi, bersamaan dengan kedatangan kelompok manusia ...


No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
//add jQuery library //add jQuery library