A. KOPLING
1. Fungsi System
Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk
menyambung dua poros yang didalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan
poros pemindah daya atau dari putaran engine (mesin) ke transmisi.
2.
Syarat-syarat kopling:
·
Mampu memutuskan dan menghubungkan
putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
·
Setelah terhubung, kopling dapat
memindahkan seluruh daya secara penuh (100%) tanpa slip.
·
Waktu terputus dan terhubungnya putaran
dapat berlangsung dengan relatif cepat.
3.
Komponen-komponen kopling:
a. Clutch cover berfungsi sebagai tempat utama pada sistem kopling manual yang dimana
didalamnya terdapat komponen-komponen lainnya yang mendukung kerja kopling
lebih sempurna, selain itu clutch cover menghimpit disc plate dengan fly wheel
supaya putaran disc plate dengan fly wheel berrotasi bersama saat pedal kopling
tidak diinjak.
Gambar 1 : kontruksi
clutch cover
b. Diafragma spring berfungsi menekan dan menarik presure plate pada clucth cover, saat
pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada diafragma spring dengan
serangkaian komponen pendukung dan diafragma spring menarik presure plate
supaya tidak menekan disc plate dan putaran flywheel dgn disc plate bebas.
Begitu sebaliknya saat pedal kopling dilepas.
Gambar 2 : konstruksi diafragma spring
c. Disc clutch berfungsi sebagai penerus putaran dan bidang gesek antara flywheel dengan presure plat dan clutch cover, disc plate bekerja sama dengan unit clutch cover untuk meneruskan putaran dari flywheel ke input shaft transmisi.
Gambar 3 : konstruksi
clutch disc
d. Presure plate berfungsi sebagai bidang gesek pada clucth cover untuk
menghimpit disc clutch dengan flywheel. Presure plate diatur kerjanya oleh
diafragma spring, presure plate berotasi bersamaan dengan clucth cover.
Gambar 4 : konstruksi
pressure plate
4.
Cara kerja kopling
Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar,
dengan sendirinya roda gila ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini
dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros
roda gigi atau poros utama persneling belum dapat berputar, demikian juga
dengna plat kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros
tersebut yang memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya,
apabila kita ingin menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengna
mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling
akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling
tersebut terjepit diantara roda gila dengna plat tekan. Plat ini mulanya akan
slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya
secara bertahap akan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros
utama persneling.
Gambar 5 : cara kerja
kopling
5. Trooble Sooting (Analisis Kerusakan dan Perbaikan
Kerusakan yang seing terjadi pada
komponen kopling dan cara mengatasinya:
Cara cek kopling mobil yaitu dengan cara mesin dihidupkan tarik rem tangan masukan gigi 1 lepas kopling perlahan kaki kanan dalam posisi menginjak rem dan gas perlahan, bila posisi pedal kopling sudah terlepas tetapi mesin tidak mati maka kampas kopling sudah habis,setelah mekanik mengetesnya ternyata ada tanda-tanda plat kopling habis .
Cara cek kopling mobil yaitu dengan cara mesin dihidupkan tarik rem tangan masukan gigi 1 lepas kopling perlahan kaki kanan dalam posisi menginjak rem dan gas perlahan, bila posisi pedal kopling sudah terlepas tetapi mesin tidak mati maka kampas kopling sudah habis,setelah mekanik mengetesnya ternyata ada tanda-tanda plat kopling habis .
6. Mengganti Plat Kopling tipe
Pegas coil
Ø
Bahan
1 unit kendaraan roda empat (mobil)
1 unit kendaraan roda empat (mobil)
Ø
Alat
– Sigmat
– Obeng plus / min
– Kunci momen satu set ( kunci shok)
– Kuas
– Majun
– Dongkrak putar
– Gemuk
– Alat untuk penyentral plat kopling
– Obeng plus / min
– Kunci momen satu set ( kunci shok)
– Kuas
– Majun
– Dongkrak putar
– Gemuk
– Alat untuk penyentral plat kopling
Ø Langkah Kerja
Pembongkaran
– Lepas bagian – bagian yang menghalangi untuk membongkar kopling .
– Lepaskan kabel yang menempel pada tranmissi dan lepas As roda ,Steering linkage yang menempel pada roda,Stabilizer- bar
– Lepas bagian – bagian yang menghalangi untuk membongkar kopling .
– Lepaskan kabel yang menempel pada tranmissi dan lepas As roda ,Steering linkage yang menempel pada roda,Stabilizer- bar
– Apabila plat koplingnya ada didepan harus membuka rem cakram yang sebelah
kiri.
– Buka baud yang mempel pada tranmissi
– Setelah terbuka pisahkan tranmissi dan kopling
– Periksa cluth dish dan cluth cover apakah layak atau tidak untuk di pakai
– Apabila plat kopling dan cluth cover sudah aus .di wajibkan harus diganti
– Bersihkan bagian kopling yang kotor dengan menggunakan kuas
– Buka baud yang mempel pada tranmissi
– Setelah terbuka pisahkan tranmissi dan kopling
– Periksa cluth dish dan cluth cover apakah layak atau tidak untuk di pakai
– Apabila plat kopling dan cluth cover sudah aus .di wajibkan harus diganti
– Bersihkan bagian kopling yang kotor dengan menggunakan kuas
Pemasangan
– Pasang plat kopling dan cluth cover dengan lurus menggunakan senter kopling .
– Apabila sudah lurus kencangkan dengan baut menggunakan kunci yang pas
– Pasang tranmissi kembali dengan rapih apabila sudah bersih dari debu
– Pasang kembali komponen- komponen yang di lepas dengan rapih seperti kabel yang menempel di tranmissi, As roda ,Stabilizer bar dan lain sebagainya.
– Pasang roda / ban dengan menggunkan kunci roda.
C. Gambar Benda Kerja
Gambar 6. Benda kerja
PENGGANTIAN PLAT KOPLING YANG
SUDAH AUS
Langkah pembongkaran Kopling
Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar, memeriksa, memperbaiki dan memasang kembali unit kopling dan komponen-komponennya.
Langkah pembongkaran Kopling
Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar, memeriksa, memperbaiki dan memasang kembali unit kopling dan komponen-komponennya.
a) Pembongkaran
Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling
haruslah terlebih dahulu melepas komponen-komponen lain
yang terkait/ menghalangi, antara lain:
(1). Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
(2). Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
(3). Unit transmisi dan sistem pemindahnya
Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit release bearing dan release fork akan terbawa pada rumah transmisi, sehingga secara mudah dapat dilepaskan dengan melepas pengunci release fork terhadap porosnya, kemudian tarik keluar porosnya dari rumah transmisi. Release fork dan release bearing akan terlepas.
Unit kopling segera
dapat dilepas/ dibongkar setelah unit transmisi dilepas. Langkah langkahnya
adalah :
(1). Buatlah tanda pada rumah kopling
dan fly wheel
Gambar 7 : pemberian
tanda pada fly whell
(2).Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk
menahan plat kopling pada tempatnya
Gambar 8 : pemasangan
center clucth
(3). Kendorkan baut-baut pengikat rumah
kopling ke fly wheel dengan urutan menyilang secara bertahap dan merata.
Gambar 9 : melepas
baut pengikat clucth cover
(4).Lepaskan baut
pengikat satu persatu dan kemudian lepaskan clutch cover dan clutch disc
Gambar 10 : Pembongkaran unit kopling.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
(1). Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai clutch disc terjatuh.
(2). Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure
plate dan fly wheel. Jangan sampai terkena minyak atau
gemuk.
(3). Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yangdapat mengganggu kinerja kopling.
Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan plat penekan dapat dengan mudah dibongkar, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutchcover menahan tekanan pegas kopling.
Gambar 11 : Penekanan clutch cover unit kopling
Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel maupun baut penahan penyetel tinggi tuas pembebas
Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover
Gambar 12 : Pembuatan tanda pada clutch cover dan fly wheel
Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.
Lepaskan clutch cover
Lepaskan pegas-pegas penekan
Lepaskan clutch cover
Lepaskan pegas-pegas penekan
Gambar 13. melepas
pegas-pegas penekan
Melepas clutch cover unit kopling
Lepaskan pin dan release lever
Gambar 14 : Melepas clutch cover unit kopling
Langkah Pemasangan
Ø Pemasangan unit kopling dengan pegas
spiral adalah diawali dengan merakit unit plat penekan dan rumah kopling.
Pemasangan adalah dengan urutan sebagai
berikut :
(a) Letakkan pressure plate pada
dudukan alat penekan.
(b) Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat
penekan.
(c) Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan
dengan posisi yang tepat.
(d) Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch
cover.
(b) Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat
penekan.
(c) Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan
dengan posisi yang tepat.
(d) Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch
cover.
(e) Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan sehingga pegas
penekan tertekan sehingga
baut pemegang/ penyetel pressure lever dapat dipasangkan.
Gambar 15 : penekanan
clutch cover dengan alat penekan
(f) Lepaskan tekanan mesin penekan,dan lakukan penyetelan tinggi pressure lever.
(f) Lepaskan tekanan mesin penekan,dan lakukan penyetelan tinggi pressure lever.
Ø Setelah unit clutch cover terpasang,
pemasangan kampas
kopling dan unit kopling
dapat dilakukan. Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut
(a) Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling (clutch hub).
(b) Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat kopling.
(a) Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling (clutch hub).
(b) Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat kopling.
Gambar 16 : Pemasangan
center clutch
(c) Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan center clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah.
(d) Pasangkan clutch cover unit dengan
memperhatikan tanda yang telah kita buat pada saat pembongkaran
dan ketepatan knock pin.
(e) Pasangkan baut-baut pengikat clutch
cover
(f) Lakukan pengerasan
baut-baut pengikat secara bertahap. Mulailah pengerasan dari baut yang
paling dekat dengan knock pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan,
pastikan lagi posisi plat kopling dengan mengatur posisi center clutch.
(g)Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi
pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.
(g)Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi
pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.
Gambar 17 : Pemasangan
unit kopling
Ø Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release lever shaft,
release lever dan release bearing pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan
sedikit gemuk/ grease khusus pada beberapa bagian yang bergesekan. Pastikan
bahwa pengunci release fork terhadap porosnya dan release bearing terhadap
release fork terpasang dengan baik.
Gambar 18 : Pelumasan
bagian-bagian unit kopling
Ø Setelah semua komponen unit
kopling terpasang, rakitlah/ pasang unit transmisi, unit pemindah
transmisi,propeller (kendaraan tipe FR dan FWD) dan release cylinder.
Kesimpulan
Ø Kopling berfungsi untuk menghubung dan memutuskan putaran mesin ke
transmisi dengan lembut.
Ø Jenis-jenis kopling antara lain adalah kopling gesek, kopling satu arah,
kopling magnet dan kopling fluida.
Ø Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : rumah kopling, plat
penekan, plat kopling, pegas penekan, tuas penekan, bantalan pembebas dan garpu
pembebas.
Ø Pemeriksaan unit kopling secara visual meliputi kondisi plat kopling, plat penekan, pegas penekan dan
alur-alur input shaft transmisi.
Ø Pemeriksaan dengan pengukuran meliputi pengukuran
kerataan plat penekan; kedalaman paku keling dan kerataan/ run-out plat
kopling; kesikuan dan panjang pegas penekan,tegangan pegas penekan; serta
kerataan/ run-out fly wheel.
Ø Pemeriksaan dengan pengecekan fungsi/ kerja meliputi release bearing,
back-lash input shaft transmisi dan hub plat kopling, torsin dumper dan hub
serta pilot bearing.
Ø Penyetelan pada unit kopling adalah penyetelan tinggi diaphragm spring dan atau
ketinggian tuas penekan.
B. SISTEM REM
Sistem rem berfungsi
untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta
memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan di tempat yang menurun. Rem
bekerja dengan dasar pemanfaatan gaya gesek
Tanaga gerak putaran roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera dibuang ke udara luar. Pengereman pada roda dilakukan dengan cara menekan sepatu rem yang tidak berputar terhadap tromol (brake drum) yang berputar bersama roda sehingga menghasilkan gesekan, Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga gesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti.
Tanaga gerak putaran roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera dibuang ke udara luar. Pengereman pada roda dilakukan dengan cara menekan sepatu rem yang tidak berputar terhadap tromol (brake drum) yang berputar bersama roda sehingga menghasilkan gesekan, Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga gesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti.
Prinsip rem
Kendaraan
tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin di bebaskan ( tidak di hubungkan
) dengan pemindahan daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini
harus di kurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendraan hingga
berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik ( energi gerak )
untuk menggerak kan kendaraan. Sebaliknya rem mengubah energi kinetik kembali
menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan . umumnya bekerja di sebabkan
oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. efek
pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang di timbulkan
antara dua objek.
Gambar 19. Sistem rem
tromol
Tipe Rem
Rem yang digunakan
pada kendaraan bermototr dapat di golongkan menjadi beberapa tergantung pada
penggunaannya anatar lain :
a.
Rem kaki, digunakan
untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Menurut mekanismenya rem kaki
dibedakan lagi menjadi :
·
Rem hidrolik merupakan rem yang digunakan pada mobil-mobil
penumpang dan truk ringan, karena rem ini mmiliki konstruksi yang lebih khusus
dan handal dan memiliki respon lebih cepat
·
Rem pneumatik
merupakan rem yang banyak di gunakan pada kendraan berat seperti truk dan bus.
b.
Rem parkir digunakan
terutama untuk memarkir kendaraan.
c.
Rem pembantu atau
tambahan, digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk
dan kendaraan berat, contohnya : ABS (Antilock Braking System), BA (Brake
Assist), EBD (Electronic Brake force Distribution)
Mekanisme Kerja
a.
Master silinder.Master
silinder mengubah gerak pada rem ke dalam tekanan hidraulis. Master silinder
terdiri dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga
piston, dan silinder, yang membangkitkan tekanan hidraulisAda dua tipe
silinder: tipe tunggal dan tipe ganda (tandem) master silinder tipe
ganda (tandem type master cylinder) banyak digunakan dibanding tipe
tunggal (single type).
Gambar 20 .Single Master Cylinder
b.
Boster Rem (bralew Broster).
Tenaga penahan pada
pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera dapat
menghentikan kendaraan. Boster [Brake Booster] melipat
gandakan daya penekanan pedal rem, sehingga daya pengereman yang lebih besar
dapat diperoleh. Boster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder
(tipe integrat) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master silider
itu sendiri. Tipe integral itu banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan
truk kecil
Gambar 21. Booster body
c.
Outlet Check Valve
Pada beberapa master
silinder terdapat outlet check valve yang berfungsi untuk
mempertahankan tekanan sisa pada pipa rem (1 kg/cm2) untuk mencegah
terlambatnya pengereman.
Gambar 22. Outlet Check Valve
Macam Macam Gangguan
Pada Sistem Rem
Gangguan
|
Kemungkinan
|
Cara
mengatasi
|
Pedal
rendah atau rengan
|
Pelapis
rem aus,
pad rem
aus,
kebocoran
sistem rem
master
silinder rusak
ada udara
didalam system rem
silinder
roda rusak
silinder
rem rusak
perapat piston aus atau rusak
|
Ganti sepatu rem
Ganti pad rem
Perbaiki
kebocoran
Perbaiki
atau kganti master silinder
Palkukan
pembuangan udara yang terjebak
Perbaiki
silinder roda
Perbaiki
silinder
|
Rem mancet
|
Rem parker
salh penyetelan
Kabel rem
parker mancen
Batang
pendorong boster slah penyetelan
tegangan
pegas pembalik lemah
Saluran
rem tersendat
Pelapis
rem retak atau menggeliat
Piston
silinder mancet
Master
silinder rusak
|
Setel rem
pakir
Perbperlu
seperlunya
Setel
batang pendorong
Ganti pegas pembalik
Perbaiki seperlunya
Gani sepatu rem
Perbaiki seperlunya
Perbaiki atau ganti master silinder
|
Rem menarik kesalah satu arah
|
Tekanan
udara ban salah
Sepatu pad
rem tercemar olimtau gemuk
Sepatu rem menggeliat, Pelapis rem aus atau berkaca
Tromol
atau piringan rem oleng
Pegas
pembalik rusak
Silinder
roda rusak
Silinder
rem rusak
Piston
mancet didalam silinder
|
Periksa tekanan udara ban
Periksa penyebabnya ganti sepatu atau pad rem
Ganti sepatu rem
Ganti tromol atau piringan
Ganti pegas pembalik
Ganti silinder roda
Perbaiki silinder
Perbaiki silinder
|
Pedal
berat tapi pengereman kurang
|
Tekanan
udara ban salah
Sepatu pad
rem tercemar olimtau gemuk
Sepatu rem menggeliat, Pelapis rem aus berkacaatau tromol aus
Piston
mancet didalam silinder
Boster rem
rusak
Terjadi
kebocoran vakum saluran rem tersendat
|
Periksa penyebabnya dang anti sepatu atau pad rem
Ganti sepatu rem
Perbaiki silinder
Perbaiki boster
Perbaiki seperlunya
Perbaiki seperlunya
|
Timbul
suara mengerit atau ketukan Saat di rem
|
Sepatu rem
melekat terhadap baking plate
Tonjolan
baking plate aus
Pegas
penahansepatu rem lepas atau kendor
Baut
pemasangan kendor
Bushing
peluncur aus
|
Lumasi
Ganti dan lumasi tonjolan baking plate
Ganti
pegas penahan sepatu rem
Kencangkan
Ganti
busing peluncur
|
Kesimpulan
“Rem
yaitu alat untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan
atau untuk memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat
penting pada keselamatan dan menjamin untuk pengendaraan yang aman. Rem
juga bias diartikan sebagai kebutuhan sangat penting untuk keamanan
berkendaraan dan juga dapat berhenti ditempat manapun, dan dalam berbagai
kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman”.
C. BANTALAN
Pengertian Bantalan
Bearing (Bantalan) Adalah Elemen Mesin
Yang Menumpu Poros Yang Mempunyai Beban, Sehingga Putaran Atau Gerakan
Bolak-Baliknya Dapat Berlangsung Secara Halus, Aman, Dan Mempunyai Umur Yang
Panjang. Bearing Harus Cukup Kokoh Untuk Memungkinkan Poros Serta Elemen Mesin
Lainnya Bekerja Dengan Baik. Jika Bearing Tidak Berfungsi Dengan Baik Maka
Prestasi Seluruh Sistem Tidak Dapat Bekerja Secara Semestinya
Klasifikasi Bearing
·
Berdasarkan Arah Beban
o
Bantalan Radial/Radial Bearing:
Menahan Beban Dalam Arah Radial
o
Bantalan Aksial/Thrust Bearing:
Menahan Beban Dalam Arak Aksial
o
Bantalan Yang Mampu Menahan
Kombinasi Beban Dalam Arah Radial Dan Arah Aksial
· Berdasarkan Konstruksi Dan Mekanisme Mengatasi Gesekan
o Slider Bearing (Bantalan Luncur)
Bantalan Luncur Yang Sering Disebut Slider Bearing Atau Plain Bearing Menggunakan MekanismeSliding, Dimana Dua Permukaan Komponen Mesin Saling Bergerak Relatif. Diantara Kedua Permukaan Terdapat Pelumas Sebagai Agen Utama Untuk Mengurangi Gesekan Antara Kedua Permukaan. Slider Bearing Untuk Beban Arah Radial Disebut Journal Bearing Dan Untuk Beban Arah Aksial DisebutThrust Bearing.
Bantalan Luncur Yang Sering Disebut Slider Bearing Atau Plain Bearing Menggunakan MekanismeSliding, Dimana Dua Permukaan Komponen Mesin Saling Bergerak Relatif. Diantara Kedua Permukaan Terdapat Pelumas Sebagai Agen Utama Untuk Mengurangi Gesekan Antara Kedua Permukaan. Slider Bearing Untuk Beban Arah Radial Disebut Journal Bearing Dan Untuk Beban Arah Aksial DisebutThrust Bearing.
Gambar 23. Bantalan luncur
o Roller Bearing (Bantalan Gelinding)
Bantalan Gelinding Menggunakan Elemen Rolling Untuk Mengatasi Gesekan Antara Dua Komponen Yang Bergerak. Diantara Kedua Permukaan Ditempatkan Elemen Gelinding Seperti Misalnya Bola, Rol, Taper Dan Lain Lain. Kontak Gelinding Terjadi Antara Elemen Ini Dengan Komponen Lain Yang Berarti Pada Permukaan Kontak Tidak Ada Gerakan Relatif.
Bantalan Gelinding Menggunakan Elemen Rolling Untuk Mengatasi Gesekan Antara Dua Komponen Yang Bergerak. Diantara Kedua Permukaan Ditempatkan Elemen Gelinding Seperti Misalnya Bola, Rol, Taper Dan Lain Lain. Kontak Gelinding Terjadi Antara Elemen Ini Dengan Komponen Lain Yang Berarti Pada Permukaan Kontak Tidak Ada Gerakan Relatif.
Gambar 24. Bantalan gelinding
SIFAT-SIFAT BANTALAN
Dalam
pemilihan bantalan perlu diketahui sifat-sifat yang harus dipertimbangkan agar
diperoleh bahan yang terbaik, sifat-sifat bantalan yang baik yaitu:
·
Tahan
tekanan
Bahan
bantalan harus memiliki kekuatan tekanan yang tinggi untuk meningkatkan tekanan
maksimum sehingga mencegah ekstruksi atau deformasi permanen pada bantalan
·
Kekuatan
fatigue
Bahan
bantalan harus memiliki kekuatan fatigue yang tinggi sehingga ketika terjadi
beban berulang tidak menghasilkan retak pada material
·
Comformability
Adalah
kemampuan bahan bantal utnuk mengakomodasi lendutan poros atau ketidak akuratan
bantalan oleh deformasi plastik (creep)
·
Embedd
ability
Adalah
kemampuan bahan bantalan untuk mengakomodasi partikel kecil dari debu,pasir dll
·
Tahan
korosi
Bahan
bantalan tidak boleh menimbulkan korosi akibat pelumasan. Properti ini sangat
penting didalam mesin pembakaran dimana pelumas yang sama digunakan untuk
melumasi dinding silinder dan bantalan
·
Thermal
konduktivitas
Bahan
bantalan harus memiliki konduktivitas yang tinggi sehingga memungkinkan
perpindahan panas yang cepat yang dihasilkan pada saat gesekan
·
Ekspansi
thermal
Bahan
bantalan harus memiliki koefisien ekspansi thermal rendah, sehingga ketika
bekerja dengan suhu yang berbeda-beda, tidak ada perubahan bahan yang
diakibatkan perubahan suhu
Untuk
mendapatkan semua sifat diatas sulit didapatkan dalam bahan bantalan tertentu,
dimana bahan yang digunakan pada prakteknya tergantung pada kebutuhan dari
kondisi pemanfaatan bantalan. Sehingga pemilihan bahan untuk setiap aplikasi
harus berdasarkan analisis, tabel berikut menunjukan perbandingan dari beberapa
sifat yang lebih umum bahan bantalan logam.
Kesimpulan
Bantalan
merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup
penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros
dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup
kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
No comments:
Post a Comment