Gunung Bawakaraeng berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, Malino, tempat wisata terkenal di Sulawesi Selatan. Secara ekologis gunung ini memiliki posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten Gowa, Kota Makassar, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Sinjai.
Bawakaraeng bagi masyarakat sekitar memiliki arti sendiri. Bawa artinya Mulut, Karaeng artinya Tuhan. Jadi Gunung Bawakaraeng diartikan sebagai Gunung Mulut Tuhan.Penganut sinkretisme di wilayah sekitar gunung ini meyakini Gunung Bawakaraeng sebagai tempat pertemuan para wali. Para penganut keyakinan ini juga menjalankan ibadah haji di puncak Gunung Bawakaraeng setiap musim haji atau bulan Zulhijjah, bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Tepat tanggal 10 Zulhijjah, mereka melakukan salat Idul Adha di puncak Gunung Bawakaraeng atau di puncak Gunung Lompobattang.
Pada hari Jumat, tanggal 26 Maret 2004 sekitar pukul 14.00 WITA, terjadi tragedi longsor di kaki Gunung Bawakaraeng, tepatnya di Kecamatan Tinggimoncong. Musibah longsor ini menewaskan 30 warga dan menimbum ribuan areal sawah dan perkebunan.
Eks wilayah longsor tersebut mengakibatkan daerah aliran sungai (DAS) menjadi labil. Setiap musim hujan, lumpur di kaki Gunung Bawakaraeng mengalir masuk ke Bendungan Bilibili, bedungan terbesar di Sulawesi Selatan yang ada di Kabupaten Gowa, yang menjadi sumber air baku di Gowa dan Makassar. Lumpur juga mengalir masuk ke Sungai Jeneberang, sungai terbesar di Gowa yang membelah Sungguminasa ibukota Kabupaten Gowa serta membendung Kota Makassar di wilayah selatan.
Gunung yang tingginya sekitar 2.830 mdpl dari permukaan laut ini juga menjadi arena pendakian. Namun, sudah banyak menelan korban akibat mati kedinginan bila mendaki pada musim hujan.
Jalur Pendakian G.Bawakaraeng
Pendakian diawali dari desa Lembanna, yang merupakan desa terakhir dan terdekat dengan gunung Bawakaraeng.(sumber air)
Desa Lembanna-Pos 1(1718mDpl)
Perjalanan menuju pos 1 memakan waktu ± 1 jam. Jalur menuju pos 1 ini terbagi menjadi 2, yaitu setelah melewati portal "selamat datang" jalur kanan melalui hutan pinus dan jalur kiri melalui punggung gunung. Pos 1 terletak pada ketinggian 1650mDpl. Untuk melanjutkan perjalanan ke puncak, silahkan ambil jalur kiri, karena jalur kanan merupakan jalur menuju Lembah Ramma'.
Bawakaraeng bagi masyarakat sekitar memiliki arti sendiri. Bawa artinya Mulut, Karaeng artinya Tuhan. Jadi Gunung Bawakaraeng diartikan sebagai Gunung Mulut Tuhan.Penganut sinkretisme di wilayah sekitar gunung ini meyakini Gunung Bawakaraeng sebagai tempat pertemuan para wali. Para penganut keyakinan ini juga menjalankan ibadah haji di puncak Gunung Bawakaraeng setiap musim haji atau bulan Zulhijjah, bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Tepat tanggal 10 Zulhijjah, mereka melakukan salat Idul Adha di puncak Gunung Bawakaraeng atau di puncak Gunung Lompobattang.
Pada hari Jumat, tanggal 26 Maret 2004 sekitar pukul 14.00 WITA, terjadi tragedi longsor di kaki Gunung Bawakaraeng, tepatnya di Kecamatan Tinggimoncong. Musibah longsor ini menewaskan 30 warga dan menimbum ribuan areal sawah dan perkebunan.
Eks wilayah longsor tersebut mengakibatkan daerah aliran sungai (DAS) menjadi labil. Setiap musim hujan, lumpur di kaki Gunung Bawakaraeng mengalir masuk ke Bendungan Bilibili, bedungan terbesar di Sulawesi Selatan yang ada di Kabupaten Gowa, yang menjadi sumber air baku di Gowa dan Makassar. Lumpur juga mengalir masuk ke Sungai Jeneberang, sungai terbesar di Gowa yang membelah Sungguminasa ibukota Kabupaten Gowa serta membendung Kota Makassar di wilayah selatan.
Gunung yang tingginya sekitar 2.830 mdpl dari permukaan laut ini juga menjadi arena pendakian. Namun, sudah banyak menelan korban akibat mati kedinginan bila mendaki pada musim hujan.
Jalur Pendakian G.Bawakaraeng
Pendakian diawali dari desa Lembanna, yang merupakan desa terakhir dan terdekat dengan gunung Bawakaraeng.(sumber air)
base camp |
tata tertib pendakian di desa Lembanna |
Desa Lembanna-Pos 1(1718mDpl)
Perjalanan menuju pos 1 memakan waktu ± 1 jam. Jalur menuju pos 1 ini terbagi menjadi 2, yaitu setelah melewati portal "selamat datang" jalur kanan melalui hutan pinus dan jalur kiri melalui punggung gunung. Pos 1 terletak pada ketinggian 1650mDpl. Untuk melanjutkan perjalanan ke puncak, silahkan ambil jalur kiri, karena jalur kanan merupakan jalur menuju Lembah Ramma'.
Pos 1-Pos 2(703mDpl)
Perjalanan menuju pos 2 bisa ditempuh dengan lama waktu kurang dari 1 jam. Hampir sepanjang perjalanan ini masih terdapat sumber air yang mengalir turun ke perkampungan. Perjalanan belum terlalu menanjak, namun masihbanyak tanaman liar yang sedikit menghalangi jalur. (sumber air)
Pos 2-3(1835mDpl)
Merupakan perjalanan paling singkat antar pos, memakan waktu ± 15 menit. Jalur landai dan kemudian sedikit penurunan sebelum mencapai pos 3.(sumber air)
Pos 3-Pos 4(1940mDpl)
Perjalan menuju pos 4 semakin menantang dengan jalur semakin masuk ke dalam hutan dengan pepohonan rimbun dengan sedikit cahaya matahari. Memakan waktu ± 1 jam.
Pos 4-Pos 5(2165mDpl)
Perjalanan menuju pos 5 memakan waktu lebih dari 1 jam. Sama seperti pos 4, perjalanan ini masih di area rimbun pepohonan. Pos 5 merupakan lokasi kamp para pendaki yang kemalaman karena mengawali pendakian pada siang atau sore hari. Terdapat sumber air ± 100m di sebelah kiri Pos 5 ini. Lokasi yang sangat strategis untuk mendirikan tenda, bisa menampung hingga puluhan tenda, (sumber air)
Pos 5-Pos 6(1713mDpl)
Diawali dengan tanjakan yang dipenuhi rumput ilalang dan banyaknya pohon tumbang yang merupakan sisa kebakaran beberapa waktu lalu. Perjalanan menuju pos 6 ini ditempuh dengan waktu ± 45 menit dan diakhiri dengan jalur landai sekitar 200an meter.
Pos 6-Pos 7(2548mDpl)
Perjalanan dari pos 6 ke pos 7 ini memakan waktu hampir 2 jam. Hampir sepanjang jalur ini adalah tanjakan, hanya sedikit jalur landai. Tidak tersedia sumber air disepanjang perjalanan ini.
Pos 7 juga juga sering disebut puncak kedua gunung Bawakaraeng dengan elevasi 2710mDpl. Dari sini Lembah Ramma juga bisa dilihat.
kebakaran sekitaran pos 7, (gambar diambil dari pos 5) |
Pos 7-Pos 8(2442mDpl)
Mungkin inilah jalur tersulit dalam perjalanan menuju puncak gunung Bawakaraeng, Jalur naik turun dan beberapa titik tertentu terdapat jurang di samping jalur perjalanan. Sejatinya jalur perjalanan menuju pos 8 ini adalah hutan basah, namun beberapa waktu yang lalu terjadi kebakaran hutan yang menyebabkan gersangnya beberapa titik jalur ini.
Terdapat sumber air yang sangat banyak di pos 8 ini yang berupa aliran sungai. Bisa juga dijadikan lokasi kamp dengan sumber air yang banyak dan lokasi yang mendukung. Namun pada malam hari, suhu di pos 8 ini sangat rendah, dengan hanya sekitar 6-8 C. (sumber air)
Kebakaran Jalur pendakian pos 7-pos 8 |
Pos 8-Pos 9(2628mDpl)
Jalur ini diawali dengan tanjakan yang licin, dengan hanya berpegang pada akar-akar pohon yang ada untuk tetap melangkah. Memakan waktu kurang dari 1 jam untuk sampai di pos 9.
Sebelum sampai di pos 9, terdapat percabangan jalan, disebelah kiri, dimana jalur tersebut dilalui oleh pendaki yang mengawali pendakian dari kabupaten Sinjai. Pos 9 ini juga bisa digunakan sebagai lokasi kamp dengan adanya sumber air sebelah kiri pos dengan dataran yang cukup luas untuk beberapa tenda. (sumber air)
Pos 9-Pos 10(2912mDpl)
Jalur ini ditempuh selama ± 1 jam melalui punggung gunung dengan pemandangan yang sangat menarik karena berada pada tempat terbuka ditambah dengan banyaknya bunga abadi Edelweis yang tumbuh di jalur ini.
Kembali memasuki hutan dengan pohon yang rindang menandakan pos 10 sudah semakin dekat dengan jalur yang sedikit landai.
sampah berserakan di pos 10 |
sumber air pos 10 |
Pos 10-Puncak
Puncak gunung Bawakaraeng terlihat jelas dari pos 10 dengan lama waktu tempuh sekitar 3-5 menit.
lapangan upacara g.Bawakaraeng |
top 2930mDpl |
Pemandangan dari puncak gunung Bawakaraeng
Gunung Bawakaraeng memang bukan gunung tertinggi di Sulawesi, namun menjadi gunung dengan pengunjung paling banyak karena jalur yang menantang dengan suguhan pemandangan yang sangat indah.
Gunung tertinggi di Sulawesi adalah Puncak Rantemario di pegunungan Latimojong. Berikut Jalur pendakian gunung Latimojong.
No comments:
Post a Comment